Jakarta, Inhaler merupakan salah satu bentuk pertolongan darurat bagi para pengidap asma. Biasanya mereka yang mengidap asma memang memiliki inhaler pribadi, sehingga jika tiba-tiba asma menyerang, inhaler sudah siap sedia di tangan. Namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membeli inhaler.
Hal inilah yang membuat kampanye agar sekolah diperbolehkan menyimpan inhaler menguat. Sejatinnya inhaler adalah obat yang harus menggunakan resep dokter. Sehingga tidak sembarang orang dapat
memilikinya. Hal itu yang membuat tidak adanya inhaler pada daftar pertolongan gawat darurat di sekolah.
Akan tetapi harapan cerah muncul, Department of Health Inggris Raya merencanakan peraturan yang membolehkan sekolah memiliki inhaler sebagai bagian dari pertolongan pertama gawat darurat. Keputusan tersebut didapat setelah berdiskusi dengan Asthma UK, organisasi nirlaba bagi para pengidap asma.
"Kami sudah melakukan diskusi dengan Asthma UK untuk membentuk suatu panduan bagi sekolah-sekolah yang ingin menyimpan inhaler sebagai bagian dari pertolonga pertama darurat mereka," papar salah satu anggoka Departemen yang tidak disebut namanya seperti dikutip BBC dan ditulis pada Jumat (25/4/2014).
Alasan lain mengapa akhirnya peraturan ini akan diterbitkan adalah perhatian departemen terkait terhadap masalah kesehatan yang dimiliki siswa, asma adalah salah satunya.
"Sebanyak tiga per empat pasien anak yang dilarikan ke Unit Gawat Darurat karena asma sebenarnya dapat ditangani di sekolah atau rumah jika ada inhaler. Menyediakan inhaler di sekolah juga akan mengurangi jumlah anak-anak yang menjadi pasien di rumah sakit," sambungnya lagi.
Anggota partai konservatif Inggris, Margot James MP menyatakan dukungannya terhadap departemen kesehatan yang telah menyetujui penyediaan inhaler di sekolah. Ia mengatakan bahwa langkah ini harus ditindak lanjuti oleh pihak-pihak terkait seperti sekolah, Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, dan tentunya Department of Health.
"Menyediakan inhaler di sekolah bukan hanya akan mengurangi jumlah pasien anak-anak di rumah, namun juga dapat menghindarkan anak-anak dari kematian akibat pertolongan yang datang terlambat," pungkasnya.
(sumber:detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar