'Cofffee Made Happy' Program Pelatihan Kopi Akan Dimulai di Lampung
Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, tapi profesi petani kopi masih dipandang sebelah mata. Karenanya salah satu perusahaan kopi terbesar di dunia meluncurkan pusat pelatihan, di Lampung.
Program ini diluncurkan oleh perusahaan Mondelez International yang bergerak di bidang makanan ringan dan kopi. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain cokelat Cadbury, kopi Jacobs, dan biskuit Oreo.
Melihat bisnis yang terus berkembang, Mondelez International mengalihkan fokus pada petani yang menjadi tulang punggung rantai persediaan 80 persen kopi dunia.
Di Jalarta, Kamis (24/04/2014) di Jakarta, Mondelez International meluncurkan program 'Coffee Made Happy'. Program ini mempunyai visi untuk mendorong petani menjadi pengusaha kopi, meningkatkan kualitas produk kopi, membantu pemenuhan sertifikasi 4C khusus kopi. Juga produktifitas panen yang berdampak langsung pada pendapatan petani.
Coffee Made Happy ini telah dimulai pertama di Vietnam tahun 2012 dan pada April 2014 Pusat Pelatihan Tani akan diluncurkan di Semendo, Lampung. Daerah tersebut dipilih karena menjadi penghasil 65 persen kopi robusta. Semendo juga sudah memiliki komunitas petani yang akan dibimbing para pakar dalam bidang ekonomi dan agrikultur.
Program ini akan berfokus pada kemampuan bertani dan bisnis, akses terhadap pasar dan finansial. Tenaga kaum muda dan perempuan juga akan dilibatkan dalam pertanian kopi. Program ini didukung oleh Rainforest Alliance, Institusi Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (ICCRI), 4C Asssociation, Ecom, dan Insiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH).
“Saat ini kami melihat ketersediaan bahan sebagai strategi bisnis. Kami kembali menempatkan petani di depan rantai persediaan, sehingga saat kami mendapatkan petani dan konsumen yang baik maka bisnis akan sukses,” tutur Simon Talbot selaku Director Corporate Sustainibility Asia Pacific.
Pusat Pelatihan Tani dari Coffee Made Happy merekrut 3000 petani skala kecil dan mereka akan mendapat bimbingan hingga tahun 2025. Petani bisa mengikuti seminar, kelas, hingga berbagi pengalaman sesama petani.
“Pembahasannya berfokus pada fundamental bisnis dan praktek yang disesuaikan dengan waktu panen. Jika tidak sedang waktu panen maka akan lebih banyak penyuluhan mengenai bisnis. Saat mendekati panen akan lebih banyak membahas tentang agrikultur serta evaluasi apa yang sudah mereka pelajari,” ujarGeraldine O'Grady selaku Global Coffee Sustainibility Manager, Mondelez International.
Program ini diluncurkan oleh perusahaan Mondelez International yang bergerak di bidang makanan ringan dan kopi. Beberapa produk yang dihasilkan antara lain cokelat Cadbury, kopi Jacobs, dan biskuit Oreo.
Melihat bisnis yang terus berkembang, Mondelez International mengalihkan fokus pada petani yang menjadi tulang punggung rantai persediaan 80 persen kopi dunia.
Di Jalarta, Kamis (24/04/2014) di Jakarta, Mondelez International meluncurkan program 'Coffee Made Happy'. Program ini mempunyai visi untuk mendorong petani menjadi pengusaha kopi, meningkatkan kualitas produk kopi, membantu pemenuhan sertifikasi 4C khusus kopi. Juga produktifitas panen yang berdampak langsung pada pendapatan petani.
Coffee Made Happy ini telah dimulai pertama di Vietnam tahun 2012 dan pada April 2014 Pusat Pelatihan Tani akan diluncurkan di Semendo, Lampung. Daerah tersebut dipilih karena menjadi penghasil 65 persen kopi robusta. Semendo juga sudah memiliki komunitas petani yang akan dibimbing para pakar dalam bidang ekonomi dan agrikultur.
Program ini akan berfokus pada kemampuan bertani dan bisnis, akses terhadap pasar dan finansial. Tenaga kaum muda dan perempuan juga akan dilibatkan dalam pertanian kopi. Program ini didukung oleh Rainforest Alliance, Institusi Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (ICCRI), 4C Asssociation, Ecom, dan Insiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH).
“Saat ini kami melihat ketersediaan bahan sebagai strategi bisnis. Kami kembali menempatkan petani di depan rantai persediaan, sehingga saat kami mendapatkan petani dan konsumen yang baik maka bisnis akan sukses,” tutur Simon Talbot selaku Director Corporate Sustainibility Asia Pacific.
Pusat Pelatihan Tani dari Coffee Made Happy merekrut 3000 petani skala kecil dan mereka akan mendapat bimbingan hingga tahun 2025. Petani bisa mengikuti seminar, kelas, hingga berbagi pengalaman sesama petani.
“Pembahasannya berfokus pada fundamental bisnis dan praktek yang disesuaikan dengan waktu panen. Jika tidak sedang waktu panen maka akan lebih banyak penyuluhan mengenai bisnis. Saat mendekati panen akan lebih banyak membahas tentang agrikultur serta evaluasi apa yang sudah mereka pelajari,” ujarGeraldine O'Grady selaku Global Coffee Sustainibility Manager, Mondelez International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar